Laga Inter Milan vs AC Milan pada minggu ke- 12 Serie A 2025/ 2026 tersaji di San Siro, Senin, 24 November 2025. Di tengah persaingan papan atas, AC Milan berhasil menaklukkan Inter Milan 1- 0 dalam duel penuh gengsi berjudul Derby della Madonnina ini.
Berhasil tunggal Christian Pulisic pada menit ke- 54 jadi penentu kemenangan Milan. Walaupun Inter mendominasi kemampuan bola dengan 64 persen, 16 percobaan tembakan, serta 5 yang menuju ke gawang, Milan tampak efektif dengan 8 tembakan, 3 di antara lain pas sasaran.
Kemenangan Rossoneri terus menjadi diperkuat oleh penampilan heroik Mike Maignan yang menggagalkan penalti Hakan Calhanoglu di babak kedua. Segala jalannya pertandingan menampilkan ketegangan, di mana Nerazzurri kesekian kali memencet, namun Milan sanggup menggunakan momentum dengan sempurna.
Di kubu Inter Milan, Francesco Acerbi jadi pemain terbaik. Bek pensiunan ini tampak solid, tercantum momen menarik kala menarik rambut Rafael Leao pada babak awal, yang menampilkan keseriusan duel kedua regu. Acerbi pula nyaris mencetak berhasil dari sepak pojok, tetapi bola membentur tiang gawang. Tidak hanya Acerbi, Petar Sucic serta Nicolo Barella menemukan nilai bagus berkat sentuhan bermutu di lini tengah.
Di sisi lain, penampilan Yann Sommer serta Calhanoglu jadi yang terburuk untuk Nerazzurri. Sommer dikira kandas membaca posisi dengan pas dikala Alexis Saelemaekers melepas tembakan yang berujung pada berhasil Pulisic. Calhanoglu menaikkan kesedihan Inter dengan kandas mengeksekusi penalti di babak kedua, suatu peluang emas yang dapat mengganti jalannya pertandingan.
Maignan jelas jadi pahlawan Milan. Kiper asal Prancis ini melaksanakan 2 intervensi krusial di babak awal serta menggagalkan penalti Calhanoglu pada babak kedua. Penyelamatan penalti ini melindungi keunggulan Milan sampai peluit akhir berbunyi, merangsang selebrasi hangat dari segala rekan setimnya.
Di sisi lain, Youssouf Fofana serta Leao tampak kurang tidak berubah- ubah walaupun ikut serta dalam berhasil Pulisic. Fofana sebagian kali nampak ceroboh dalam merebut bola, sedangkan Leao membuat sangat banyak keputusan yang kurang pas. Walaupun tidak tampak kurang baik secara totalitas, kedua pemain ini masih jauh dari performa terbaik mereka.
Berhasil Pulisic serta aksi heroik Maignan jadi 2 momen berarti yang mengganti jalannya pertandingan. Milan memanglah tidak mendominasi, namun mereka bermain dengan kecerdasan serta daya guna besar pada suasana krusial. Di sisi lain, Inter tampak kasar, namun kurang klinis dalam penyelesaian akhir.
BERITA BOLA memberitakan dengan kemenangan ini, AC Milan mengamankan 3 poin berharga, serta nama Mike Maignan pantas dinobatkan selaku Man of the Match. Penyelamatannya, ketenangannya, dan kepemimpinannya di dasar mistar jadi fondasi kemenangan Rossoneri dalam derby yang penuh keseriusan.
Duel ini jadi ajang berarti untuk kedua regu yang tengah mengejar papan atas klasemen. Inter tidak diperkuat Denzel Dumfries serta Henrikh Mkhitaryan, sedangkan Marcus Thuram kembali jadi starter sehabis absen semenjak akhir September. Milan turun dengan skuad yang mulai komplet berkat kembalinya Christian Pulisic, Adrien Rabiot, serta Fikayo Tomori.
Inter langsung menggebrak semenjak menit dini. Pada menit ke- 4, sundulan diving Thuram nyaris membuka keunggulan, namun Maignan menepis bola dengan refleks kilat. Tekanan terus tiba, tercantum sundulan Francesco Acerbi pada menit ke- 27 yang menghantam mistar gawang. Serbuan Nerazzurri terus menjadi intens lewat kesempatan Lautaro Martinez yang digagalkan Maignan serta membentur tiang.
Milan sesekali berupaya keluar dari tekanan melalui transisi kilat. Pulisic nyaris mencetak berhasil melalui sepakan melengkung yang cuma melintas tipis di sisi tiang jauh. Tetapi, momen krusial muncul kala Youssouf Fofana mencuri bola dari Calhanoglu. Serbuan kilat bersinambung, serta tembakan Alexis Saelemaekers yang ditepis Sommer malah memusatkan bola pas ke Pulisic, yang tanpa kesalahan menuntaskan kesempatan dari jarak dekat.
Inter mempunyai peluang emas buat membandingkan skor kala VAR membagikan penalti sehabis Strahinja Pavlovic dikira melanggar Thuram. Calhanoglu maju selaku algojo, namun Maignan berhasil menepis bola dengan satu tangan—sebuah momen yang mengganti ritme serta mental pertandingan.
Tidak hanya panasnya persaingan, laga ini pula mempunyai nilai historis sebab jadi derbi awal semenjak Inter serta AC Milan formal membeli lahan di dekat San Siro. Kepemilikan tersebut membuka jalur untuk pembangunan stadion baru yang hendak jadi rumah untuk kedua klub dalam sebagian tahun ke depan. Di sisi lain, segala pemain menggunakan ciri merah di pipi selaku wujud sokongan kampanye melawan kekerasan terhadap wanita.
Inter tidak menyerah sehabis tertinggal. Mereka memencet lewat skema bola mati serta pergerakan Nicolo Barella yang membahayakan pertahanan Milan. Manuel Akanji serta Andy Diouf memperoleh kesempatan, tetapi eksekusi keduanya masih bisa diamankan Maignan. Sepakan Ange- Yoan Bonny dari sudut kotak penalti pula melambung besar.
Milan bertahan disiplin serta menutup ruang tanpa panik. Allegri menginstruksikan barisan gelandangnya buat membuat blok pertahanan yang rapat sehingga Inter kesusahan menghasilkan kesempatan bersih pada 15 menit terakhir. Kala peluit akhir berbunyi, Milan keluar selaku pemenang lewat 2 donasi utama: penyelesaian apik Pulisic serta insting penyelamatan Maignan.
Kemenangan ini menempatkan Rossoneri naik ke posisi 2 klasemen, sekalian menegaskan kalau mutu pada momen krusial senantiasa jadi penentu hasil dalam laga sebesar Derby della Madonnina ujarnya Alexander Isak. (ss)
