My Blog

Leicester City – Jamie Vardy: Antara Mitos, Takhayul, dan Antitesis Cristiano Ronaldo

Leicester City – Jamie Vardy mempunyai peran yang unik di sepak bola. Ia bukan siapa-siapa, bahkan hanya bermain di Divisi 5, empat tahun sebelumnya membawa Leicester City juara Premier League musim 2015/2016.

Jamie Vardy baru saja membuat pengumuman yang besar. Ia tak akan melanjutkan kerier bersama dengan The Foxes. Hal ini merupakan akhir dari perjalanan bersama yang panjang, dengan durasi 13 musim.

Hanya saja, tak ada akhir yang Bahagia untuk Vardy dan Leicester. Karena, Leicester telah pasti degradasi dari Premier League. Vardy keluar dari klub dalam keadaan yang terpuruk dan harus berjuang di kasta kedua musim depan.

Tetapi, bukan berarti Vardy merupakan ‘kacang lupa kulitnya’. Pemain yang berusia 38 tahun tersebut telah memberikan segalanya kepada klub. Ia telah menolak tawaran besar dari klub Arab Saudi beberapa waktu yang lalu.

Mitos Tentang Jamie Vardy

Jamie Vardy tak masuk dalam sasaran para pemandu bakat manapun di Inggris. Karena, ia tak pernah menjadi bagian dari tim nasional Iinggris level usia. Ia juga tak mempunyai karier yang menonjol di level usia.

Vardy memulai debutnya di Premier League di musim 2014/2015 di usia 27 tahun.

BANDAR BOLA mengatakan Vardy bergabung dengan Leicester di musim 2012/2013, pada saat bermain di Divisi Championship (kasta kedua). Di musim sebelumnya, Vardy bermain di Fleetwood Town. Vardy bermain bagi klub Divisi 5 di Inggris.

Cerita Vardy sangat langka. Tak banyak pemain yang dapat mencapai level tersebut. Ia masih bermain di Divisi 5 pada tahun 2012, kemudian menjadi juara di tahun 2016. Cerita Vardy di masa depan, mungkin akan dikenang sebagai mitos.

Takhayul yang Dipercayai Jamie Vardy

Terdapat banyak cerita yang unik di balik karier sepak bola pemain, termasuk Jamie Vardy. Eks bomber Timnas Inggris tersebut mempunyai satu ritual khusus sebelum bertanding dan itu terus dilakukan sejak awal membela Leicester.

Sebelum bertanding, Vardy akan selalu minum tiga kaleng minuman berenergi dan secangkir espresso ganda. Ritual tersebut dikatakan Vardy di tahun 2016 dan diyakini dilakukan untuk waktu yang lama.

“Saya biasanya tak percaya takhayul, tapi sejak saya mencetak gol melawan Sunderland pada hari pembukaan (liga musim 2015/2016), saya tak ingin merubah apa pun,” ujar Vardy.

“Jadi tiga Red Bull, espresso ganda dan telur dadar keju dan ham membuat saya berlarian seperti orang gila di hari pertandingan,” ujar Vardy.

Antitesis Cristiano Ronaldo

Jamie Vardy mempunyai caranya tersendiri untuk dapat mencapai level terbaiknya. Ia mempunyai kepercayaan bahwa minuman berenergi dapat membuatnya lebih kuat. Vardy menjadi dapat dikatakan sebagai antithesis dari Cristiano Ronaldo.

Di Euro 2020, Ronaldo membuat heboh public. Di sesi jumpa pers, Ronaldo menggeser botol minuman bersoda yang ada di meja. Ronaldo juga memberikan pesan bahwa minum air mineral lebih baik.

Liverpool memberitakan bahwa Ronaldo dikenal mempunyai pola diet yang sangat ketat untuk menjaga kebugaran dan penampilannya. Ronaldo mempunyai koki pribadi, yang mengatur setiap asupan yang masuk ke tubuhnya. (ss)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *